Selasa, 29 November 2011

Cara pengelolaan makanan bagi bayi



Bunda, kebutuhan gizi si kecil setelah lewat masa pemberian ASI eksklusif adalah diperlukannya makanan pendamping atau tambahan selain ASI. Disamping itu untuk melatih pencernaannya dengan makanan padat. Tidak perlu berpikir keras untuk memikirkan makanan apa yang seharusnya diberikan pada si kecil, makanan yang tersedia untuk orang dewasa pun bisa ia santap, hanya cara penyajiannya yang berbeda.

APEL
Buah ini mengandung karbohidrat dan vitamin A.
Berikut cara pengolahan sesuai usia si kecil.

Usia 6-12 bulan : apel dilumatkan setelah lebih dulu dikukus, yang bisa juga digunakan untuk campuran bubur buah.
Usia 1-2 tahun : dikupas dan di potong kecil-kecil untuk melatih giginya menggigit.
Usia 2-3 tahun : dapat diberikan secara langsung setelah dicuci bersih dan dipotong- potong.

ALPUKAT
Buah ini dinobatkan sebagai buah paling bernutrisi dengan kandungannya yang kaya lemak serta vitamin C. Jangan lupa pilih alpukat yang sudah tua, dagingnya lembut dan tebal.
Berikut cara pengolahannya

Usia 6-9 bulan : dilumatkan sebagai campuran bubur buah pir.
Usia 8-12 bulan : dilumatkan sebagai campuran bubur beras atau buah.
Usia 1 tahun ke atas : Bisa diberikan sebagai jus atau makanan selingan.

JERUK
Si oranye yang segar ini mengandung banyak vitamin C.
Berikut cara pengolahannya untuk si kecil.

Usia 6 bulan ke atas : Jeruk diperas dan airnya digunakan sebagai campuran bubur buah.
Usia 1 tahun ke atas : Bunda dapat mengeluarkan biji jeruk lalu berikan buahnya pada si kecil untuk dihisap airnya.
BAYAM
Ingin anak anda sekuat popeye? Walau hal itu fiksi belaka, namun bayam sendiri memang bermanfaat karena kandungannya yang kaya kalsium, zat besi dan vitamin A.
Berikut cara pengolahannya.

Usia 6-9 bulan : diolah menjadi bubur saring, setelah di tim, campuran nasi tim dilumatkan dan disaring.
Usia 9-12 bulan : disajikan setelah ditim.
Usia 1-2 tahun : sajikan dalam bentuk sayur bening.
Usia 2 tahun ke atas : diberikan lauk dalam bentuk tumis yang bisa ditambah sedikit bumbu garam atau bawang putih.
Perhatian : Kandungan gizi dan zat besi pada bayam akan rusak jika dipanaskan, atau setelah dimasak lebih dari 6 jam, maka masak untuk sekali penyajian saja dan segera dimakan.

BROKOLI
Sayuran keriting hijau ini kaya akan vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan. Batita anda juga bisa mendapat manfaatnya sesuai usianya.

Usia 7-12 bulan : Brokoli dikukus kemudian dilumatkan, lalu digunakan sebagai campuran bubur bayi.
Usia 1 tahun ke atas : Brokoli dikukus dan disajikan sebagai finger food.

DAGING SAPI
Daging sapi adalah sumber protein dan zat besi. Tidak perlu bingung mengenai cara penyajiannya untuk si kecil.

Usia 9-12 bulan : daging dicincang sebagai campuran bubur.
Usia 1 tahun ke atas : Daging dicincang dibuat campuran perkedel atau semur.

HATI AYAM
Hati ayam mengandung vitamin A yang baik juga untuk pertambahan haemoglobin dalam darah.

Usia 7-12 bulan : ditim dan diberikan sebagai campuran bubur saring.
Usia 1 tahun ke atas : dipotong kecil-kecil dan dibuat semur.
Perhatian : Vitamin A tidak larut dalam air, sebaiknya tidak memberi batita anda sering-sering pangan ini karena akan berakibat penumpukan vitamin A pada hati. Berikan 2-3 kali seminggu saja.

IKAN KAKAP
Protein dan Omega 3 bisa didapat dari mengonsumsi ikan. Berikut cara pengolahannya agar si kecil ikut ’kecipratan’ gizinya.

Usia 6-9 bulan : diberikan sebagai campuran bubur saring.
Usia 9-2 bulan : disuir sebagai campuran bubur padat.
Usia 1 tahun ke atas : Dikukus sebagai lauk atau digoreng tepung menjadi fish nugget.

IKAN TERI
Ikan yang bertubuh sangat minim ini ternyata kaya akan kalsium. Bagaimana memberikannya buat si kecil?

Usia 12-18 bulan : diberikan sebagai campuran dalam nasi tim.
Usia 18 bulan ke atas : Digoreng atau dibuat sebagai perkedel sebagai lauk nasi.

Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembangdiperlukan makanan pendamping ASI.
Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makananatau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
(Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas denganbotol.
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makananlain.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (Timely complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui
Dalam waktu 30-60 menit setelahmelahirkan.
Menyusui eksklusif
Umur 0-6 bulan pertama.
Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan(umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASI
Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASI
Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
Umur
Macam makanan
Pemberian selama 24 jam
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
7-12 bulan
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml
Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000

Prinsip gizi bagi balita

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dantumbuh kembangbayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayiharus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamilmenyusuistress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

Gizi seimbang bagi balita

 Untuk itu diperlukan asupan gizi yang seimbang, yaitu makanan beraneka ragam dan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Timbulnya masalah gizi yang berupa kekurangan gizi dan kelebihan gizi karena tidak seimbangnya asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh. Akibat gizi lebih pada usia di atas 40 tahun dapat berupa berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes mellitus tipe II, katarak, osteoporosis. Untuk keseimbangan asupan zat gizi, masyarakat perlu diberi pedoman yang sederhana dan mudah dimengerti yang seyogyanya bukan berupa daftar angka kecukupan zat gizi, melainkan berupa susunan hidangan serta jenis bahan makanan yang disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat. Pedoman yang mudah dimengerti masyarakat ini sudah dirintis oleh Prof. Poorwo Soedarmo pada tahun 1950-an dengan slogan "4 Sehat - 5 Sempurna" yang telah banyak dikenal masyarakat sampai saat ini. Menyadari perkembangan ilmu gizi mutakhir serta masalah gizi ganda yang ada di masyarakat pada tahun 1995, Departemen Kesehatan telah menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS terdiri atas 13 pesan dasar meliputi:
 1. Makanlah aneka ragam makanan;
 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi;
 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi;
 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi;
 5. Gunakan garam beryodium;
 6. Makanlah makanan sumber zat besi;
 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan;
 8. Biasakan makan pagi;
 9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya;
 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur;
 11. Hindari minum minuman beralkohol;
 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan;
 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

 Ketigabelas pesan tersebut sudah didasarkan pada kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing pesan sudah disertai penjabaran singkat yang saat ini sedang direvisi dengan memperhatikan perkembangan ilmu gizi mutakhir. Komposisi sumber energi dianjurkan 65-75% dari karbohidrat, 20-30% dari lemak dan 10-15% dari protein.  Susunan hidangan ini sudah mempertimbangkan kebutuhan gizi, Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat digunakan untuk memantau tumbuh kembang anak balita. KMS juga tersedia untuk anak sekolah, ibu hamil sampai lansia. Untuk remaja dan dewasa dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh, yakni berat badan dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan. Nilai normal IMT antara 18 sampai 25, nilai 26-30 dikategorikan gemuk dan di atas 30 dikategorikan kegemukan (obesitas). Gizi hanya sebagian dari kebutuhan dalam gaya hidup, di samping hidup teratur, cukup tidur, cukup olahraga, pikiran selalu aktif dan tidak merokok.
 Jika seseorang ingin mencapai derajat kesehatan optimal melalui konsumsi gizinya, ikutilah petunjuk PUGS. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 
  • Setiap hari makanlah makanan yang beraneka ragam karena zat gizi yang dikandungnya saling melengkapi. Dari keanekaragaman ini diharapkan terpenuhi kebutuhan akan energi, protein, vitamin dan mineral. Aneka ragam makanan dalam menu sehari-hari dapat digunakan untuk menilai suatu diet (perencanaan makanan) yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, diet harimau (Atkin's diet) yang sangat rendah karbohidrat dan tinggi protein, dan food combining, yang menggunakan kombinasi makanan yang dianggap serasi dan tidak serasi, sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip makan makanan yang beraneka ragam. Demikian juga membanjirnya fast food dari negara industri maju umumnya tidak selaras dengan menu seimbang. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa esktrak dari fast food mempunyai kecenderungan meningkatkan agregasi sel platelet dibandingkan dengan ekstrak makanan tradisional.
  • Lemak. Susunan asam lemak mendapat perhatian khusus akhir-akhir ini, antara lain perbandingan antara asam lemak jenuh, PUFA dan MUFA sekitar 1 : 1 : 1. Karena konsumsi lemak di Indonesia umumnya rendah, dianjurkan konsumsi energi dari lemak tidak melebihi 25% energi total. Sumber asam lemak jenuh, misalnya, minyak kelapa dan makanan hewani. Sumber PUFA, misalnya, kedelai; sumber MUFA, minyak kelapa sawit dan kacang tanah. Minyak kelapa, selain sumber asam lemak jenuh, juga banyak mengandung MCT (sekitar 50%). Bagi anak balita di bawah usia 2 tahun serta lansia, mungkin perlu asupan asam lemak omega-3 rantai panjang yang sumber utamanya ikan laut. Konsumsi beraneka ragam sumber lemak tersebut diharapkan dapat menghasilkan asupan asam lemak yang seimbang.
  • Makanan hewani, termasuk susu, selain proteinnya bermutu tinggi, merupakan sumber vitamin dan mineral yang mudah diserap. Karena makanan hewani rasanya enak, maka pembatas konsumsinya ialah daya beli.
  • Serat. Konsumsi serat di Indonesia tergolong masih rendah, sedangkan yang dianjurkan sekitar 25-35 g per hari. Ini dapat dicapai dengan mengonsumsi sekitar 500 g sayuran dan 250 g buah per hari. Karena kebiasaan kita mengonsumsi sayur 2 kali sehari, maka sekali mengonsumsi sayur sebaiknya sekitar 250 g. Negara industri maju, seperti Amerika Serikat, masyarakatnya mengonsumsi sayuran sampai 6 kali sehari.
  • Menurut pendapat seorang pakar gizi terkenal, tidak ada satu negara-pun yang dapat membendung perubahan/transisi perilaku konsumsi makanan di masyarakat. Dampak perubahan (transisi) konsumsi zat gizi terhadap kesehatan, terutama penyakit degeneratif. Peningkatan konsumsi MUFA, antioksidan, serat, buah dan sayur menguntungkan dari segi kesehatan. Peningkatan konsumsi energi, lemak, garam dan asam lemak trans merugikan kesehatan.
  • Minum teh (4-6 cangkir per hari), minum minuman cokelat (cocoa beverage), minum jahe, misalnya, dapat membantu tubuh memperoleh antioksidan yang dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif antara lain kanker dan penyakit jantung. Makanan tradisional banyak menggunakan bumbu-bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, cabe, jahe, dan merupakan sumber antioksidan non-gizi yang baik untuk kesehatan.